Pin Widget

Cuteki kawaii

Senin, 10 Desember 2012

Teladan sebagai sikap anti korupsi (abdul Malik, Varia Peradilan Hukum Edisi 324))

Pemimpin adalah sosok panutan bagi rakyatnya/bawahannya. Dan setiap manusia adalah pemimpin, setiap gerak gerik dan perilaku seorang pemimpin menjadi perhatian publik/orang lain. Ketika Ia tidak mencontohkan hal baik tentu akan ada banyak yang kecewa dan mencemoohkan atas perilakunya. Tanggung jawab besar dan  pelayanan yang menjadi kewajiban melekat pada diri seorang pemimpin tentu harus menjadikannya lebih berhati-hati dan menggunakan jabatan yang dimiliki sebaik mungkin. Selain itu orang yang pertama akan dihisab kelak di Padang Mahsyar adalah pemimpin dengan amanah yang diemban. Apalagi saat ini berbagai kasus korupsi merebak di berbagai lini dan sudah menjadi hal tontonan yang terbuka.

Ditengah-tengah masa dimana kemerosotan moral bagitu terang-terangan ditunjukkan oleh sebagai para pemimpin di sekitar kita, di tengah-tengah krisis kepimpinan, tawuran dari kalangan masyarakat biasa sampai kalangan elit pun tampak dengan jelas dihadapan mata, seiring dengan perjalanan waktu sering sekali kita menilai ukuran kesuksesan dan kegagalan seseorang karena faktor fasilatas yang dia punya. Para pemimpin berlomba-lomba menggunakan fasilitas yang serba "wah" dengan dalih guna memperlancar kerjanya dalam melayani rakyat dan dalam mengemban amanah pembangunan. Sehingga rumusannya adalah semakin baik fasilitas pemimpin itu berkorelasi positif dengan kinerjanya. Kadang menyatakan dengan tegas '"saya tidak korupsi apa yang akan saya ambil. Benarkah demikian?".

Korupsi bagaikan jamur yang subur tumbuh tanpa kendali bisa jadi terorganisasi dari paparan tersebut jelas-jelas tentu kita akan menyatakan dengan tegas tidak....., tidak perlu......, tidak usahlah jawaban semua orang tentu akan mengarah pada satu kata yaitu "TIDAK". Dalam melakukan korupsi setidaknya ada 3 faktor penting: yaitu subjek (orang), kesempatan dan objek, subjek tentunya menyangkut perilaku seseorang kesempatan tentunya menyangkut ruang dan waktu sedangkan objek materi untuk kebutuhan subjek.
Ketiga faktor itu setidaknya dapat melihat "kita sebagai pemimpin". Di sini tidak akan membicarakan korupsi seperti yang kita dengar, lihat, akan tetapi akan melihat dari sisi lain dengan menyampaikan pesan dan kesan dari kisah " LAMPU PADAM dan SEPOTONG ROTI" yang merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan benarkah kita tidak korupsi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar